ALI BIN ABI THALIB

#OneDayOneSirah * 30 Maret 2015

Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakaatuh...

Semoga semua saudara-saudariku diberikan kebaikan-kebaikan, berkurangnya keburukan, semoga kita semua menjadi hamba yang selalu bersyukur, dan selalu semangat dalam menuntut ilmu, semoga Rahmat, Berkah dan ridho Allaah Subhanahu Wa Ta'ala selalu menyertai kita semua... aamiiin Allaahumma aamiiin

Alhamdulillaah sudah 2 jilid buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam Teladanku" telah selesai sama-sama kita pelajari, semoga banyak hikmah, pelajaran dan manfaat untuk kita semua, dan hari ini kita akan memasuki buku jilid 3.

BismillaahirRahmaanirRahiim

ALI BIN ABI THALIB

Saudara-saudariku, selain Zaid bin Haritsah, ada penghuni laki-laki lagi di dalam rumah tangga Muhammad yang penuh berkah itu. Dia adalah Ali bin Abu Thalib. Mulanya, Ali tinggal di rumah ayahnya. Namun, suatu saat, Mekah dilanda musim Paceklik. Kekeringan yang mengganas itu membuat kehidupan menjadi bertambah sulit. Abu Thalib yang hidup sederhana sangat merasakan keadaan ini. Apalagi, Abu Thalib memiliki banyak putra yang harus diberi makan.

Melihat hal itu, Muhammad mengajak Abbas dan Hamzah, adik-adik Abu Thalib, untuk memelihara putra-putra Abu Thalib. Abbas dan Hamzah setuju dengan usul yang mulia ini. Mereka bertiga pun menemui Abu Thalib.

Abu Thalib hanya pasrah bercampur lega. Dia memperbolehkan kedua adiknya dan Muhammad untuk mengasuh anak-anaknya. Abbas mengambil Thalib, Hamzah memelihara Ja'far, dan Muhammad mengasuh Ali. Hanya Aqil, sang putra bungsum yang masih dipelihara Abu Thalib.

Saat tinggal di rumah Muhammad, Ali berumur lima atau enam tahun. Dia anak yang sehat. Kulitnya agak kecoklatan. Tubuhnya gemmpal dan tegap. Sorot matanya tajam. Jika tersenyum, giginya tampak.

Tindakan Muhammad ini dilakukan untuk membalas budi Abu Thalib yang tidak terhingga, yakni telah memelihara beliau sejak kakeknya, Abdull Muthalib, wafat. Selain itu, Muhammad juga ingin mencurahkan kasih sayang kepada seorang anak laki-laki sebagai pengganti kedua putra beliau, Qasim dan Abdullah.

Di bawah asuhan Muhammad, Ali bin Abu Thalib tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian luhur. Kemudian, dia menjadi menantu Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallam dan mempunyai dua orang putra yang terkenal dalam sejarah Islam, Hasan dan Husain. Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam amat menyayangi kedua cucunya ini.

Demikian kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga kita semua mendapatkan hikmah dan membawa manfaat.

Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam Teladanku" Jilid 3 halaman 2-3

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma Shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad

Barakallaahu fiikum😊

SEKILAS RANGKUMAN KISAH MUHAMMAD SAW

#OneDayOneSirah * 28 Maret 2015

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Di Hari yang penuh keberkahan ini, semoga saudara-saudariku semua diberikan kesehatan, dan dapat beraktifitas dengan baik, semoga semua aktifitasnya dimudahkan dan dilancarkan Allaah, diluaskan dan dilapangkan rezekinya, semoga keberkahan, rahmat dan keridhoan Allaah selalu bersama saudara-saudariku semua, dan dijadikan kita orang-orang yang bersyukur... aamiiin Ya Ghaniyyun Kariim

SEKILAS RANGKUMAN KISAH MUHAMMAD SAW (REVIEW)

BismillaahirRahmaanirRahiim

Sewaktu Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam kecil terjadi peristiwa yang dikenang hingga akhirnya Beliau ceritakan kembali kepada para sahabatnya yaitu peristiwa pembelahan dada oleh dua malaikat.

Setelah kembali kepada keluarga, Muhammad kecil di asuh oleh Ibundanya Aminah. Saat diasuh oleh ibundanya, Muhammad diajak untuk mengunjungi keluarga ibundanya di Yatsrib (Madinah) selain itu juga untuk berziarah ke makam ayahnya Abdullah. Ketika pulang dari Yatsrib, ibundanya jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.

Setelah menjadi yatim piatu, Muhammad kecil diasuh oleh Kakeknya Abdul Muthalib. Abdul Muthalib sangat sayang kepada Muhammad, dan tidak berapa lama, kakeknya pun meninggal. Kemudian Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.

Saat di asuh Abu Thalib, Muhammad menjadi penggembala dan mengikuti pamannya berdagang. Saat mengikuti pamannya berdagang ke Syam, Muhammad bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang menasehati Abu Thalib agar segera membawa pergi Muhammad kembali ke Mekah, karena orang-orang Yahudi sedang mencarinya, dan jika bertemu mereka akan membunuhnya. Akhirnya Abu Thalib kembali ke Mekah secepatnya membawa Muhammad.

Perang pertama yang diikuti Muhammad yaitu Perang Fijar. Perang tersebut berakhir dengan adanya perjanjian yang dikenal dengan nama Hilful Fudhul. Yaitu perjanjian yang bertujuan untuk melindungi hak-hak para pedagang asing yang seringkali terzalimi.

Pada saat remaja, Muhammad melewatinya dengan menggembalakan kambing. Dan saat menggembalakan kambing itulah beliau sering berpikir tentang alam semesta, dan sebagainya. Allaah sangat menjaga Rasulullaah dari hal-hal yang tidak bermanfaat.

Di Mekah banyak saudagar kaya, salah satunya adalah Khadijah binti Khuwailid. Muhammad memimpin khafilah dagangnya Khadijah dan membawa keuntungan yang berkali lipat. Khadijah dibuat kagum dengan sifat dan akhlak Muhammad. Dan akhirnya Muhammad menikah dengan Khadijah. Pernikahan Muhammad dan Khadijah mendapatkan 6 orang anak, 2 laki-laki dan 4 orang perempuan, yaitu Qasim, Abdullah (yang wafat ketika masih kecil), Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.

Khadijah mempunyai budak yang bernama Zaid bin Haritsah, yang akhirnya dibebaskan dan diangkat anak oleh Muhammad. 

Putri Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassalaam yang bernama Zainab menikah dengan sepupunya Abu Al Ash dan mendapatkan satu orang putra bernama Ali dan seorang putri bernama Umamah. Sedangkan Ruqayyah menikah dengan Utbah dan Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah yang akhirnya mereka diceraikan oleh suami-suaminya. Ruqayyah akhirnya dinikahkan oleh Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallam dengan Utsman bin Affan. Dan setelah Ruqayyah meninggal, Rasulullaah menikahkan Ummu Kultsum dengan Utsman bin Affan. Dan Ummu Kultsum pun tidak lama kemudian meninggal. Ruqayyah dan Ummu Kultsum wafat tanpa meninggalkan keturunan.

Demikian kisah rangkuman Sirah Nabawiyah dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam Teladanku" jilid 2 hari ini, semoga bermanfaat dan dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya... aamiin

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma Shalli 'ala Muhammad

RUQAYYAH DAN UMMU KULTSUM

#OneDayOneSirah * 27 Maret 2015

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...

Semoga saudara-saudariku selalu mendapatkan keberkahan dan keridhoan Allaah Subhanahu Wa Ta'ala, bertambah iman, ilmu dan amal, yang sedang sakit, diangkat penyakitnya, yang sedang ada masalah semoga mendapatkan solusi terbaiknya, semoga dimudahkan dan dilancarkan semua urusan saudara-saudariku semua, semoga kita selalu menjadi orang-orang yang bersyukur... aamiiin Allaahumma aamiiin

BismillaahirRahmaanirRahiim

RUQAYYAH DAN UMMU KULTSUM

Bagaimana kisah putri-putri Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam yang lain ? Ruqayyah menikah dengan Utbah. Sementara itu, Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah. Utbah dan Utaibah adalah kakak-beradik. Mereka adalah putra Abdul Uzza yang ketika Islam datang, sangat keras memusuhi Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam dan para pengikutnya. Begitu kerasnya permusuhan mereka sampai kaum Muslimin menamai Abdul Uzza sebagai "Abu Lahab". Lahab berarti 'gejolak api'.

Saudaraku, ketika Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam  mulai mendakwahkan Islam, Ruqayyah dan Ummu Kultsum jadi amat menderita. Hampir setiap hari ibu mertua mereka, Ummu Jamil, mencaci maki Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam. Ummu Jamil adalah adik Abu Sufyan yang memimpin penindasan terhadap kaum Muslimin.

Ummu Jamil semakin tidak kuasa menahan amarahnya melihat kesabaran Ruqayyah dan Ummu Kultsum walau dia selalu menyumpah serapahi Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam di depan mereka setiap ada kesempatan. Kemarahan itu pun segera mencapai puncaknya.

"Ceraikan mereka!" teriak Ummu Jamil kepada kedua putranya, Utbah dan Utaibah. "Usir mereka dari sini!"

Utbah dan Utaibah pun menceraikan Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Sesuai dengan janji kaum kafir, Utbah dan Utaibah dinikahkan dengan dua putri seorang jutawan Quraisy, Abu Uhaihah. Sementara itu, Ruqayyah dan Ummu Kultsum yang diusir begitu saja, kembali ke rumah orangtua mereka sambil menangis tersedu-sedu.

Sudah tentu kita dapat mengerti betapa hancurnya hati Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam dan Bunda Khadijah melihat kedua putri mereka diperlakukan secara semena-mena. Namun, Mahasuci Allah yang kemudian memberi jodoh yang lebih baik.

Ruqayyah kemudian menikah dengan Utsman bin Affan, salah seorang sahabat besar. Ruqayyah sempat ikut hijrah ke Habasyah dan Madinah. Namun, ketika Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam baru pulang dari Perang Badar, beliau menemui Ruqayyah telah wafat. Beliau kemudian menikahkan Utsman bin Affan dengan Ummu Kultsum. Namun, tidak lama kemudian, Ummu Kultsum pun wafat menyusul kakaknya. Kedua putri Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam ini wafat tanpa meninggalkan keturunan.

Demikian kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran, hikmah dan kisah ini membawa manfaat... aamiin Allaahumma aamiin

Informasi tambahan:

Keponakan Ummu Jamil

Ummu Jamil mempunyai seorang keponakan wanita bernama Ramlah. Dia adalah putri Abu Sufyan, kakak Ummu Jamil. Ramlah, yang kelak lebih dikenal dengan nama Ummu Habibah, pun memeluk Islam. Bisa dibayangkan betapa murkanya Ummu Jamil mendapati banyak kaum Muslimin berasal dari keluarganya sendiri.

Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" Jilid 2 halaman 68-69

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma shalli 'ala Muhammad
wa 'ala aali Muhammad


Barakallaahu fiikum😊

ZAINAB BINTI MUHAMMAD

#OneDayOneSirah * 26 Maret 2015

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...

Semoga saudara-saudariku hari ini selalu diberikan kebahagiaan, kemanfaatan, bertambah iman, ilmu, amal, selalu dalam keberkahan, rahmat dan Ridho Allaah Subhanahu Wa Ta'ala, dan semoga yang sedang sakit diangkat penyakitnya, diluaskan dan dilapangkan rezekinya, dimudahkan segala urusannya... aamiiin Ya Mujibassailiin

BismillaahirRahmaanirRahiim

ZAINAB BINTI MUHAMMAD

Zainab adalah putri kedua Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam. Dia menikah dengan sepupunya, Abu Al Ash bin Rabi. Ibu Abu Al Ash bernama Halah. Dia adalah kakak perempuan Bunda Khadijah. Pernikahan itu berlangsung jauh sebelum Muhammad diangat menjadi seorang Rasulullah. Saudaraku, kisah cinta Zainab dan Abu Al Ash menjadi masyhur karena gelombang kesulitan yang kemudian mereka hadapi.

Abu Al Ash adalah orang yang jujur. Bisnisnya maju dan berpeluang menjadi seorang yang sangat sukses dalam perdagangan. Namun, ketika Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam mulai memperkenalkan Islam, Abu Al Ash memilih tetap menyembah berhala. Sementara itu, Zainab bersegera memeluk agama baru itu. Ketika Islam makin menyebar, perlawanan kaum Quraisy semakin kuat. Ummu Jamil, Istri Abu Lahab, menyerukan agar Abu Al Ash menceraikan istrinya. Namun, Abu Al Ash menolak.

Dalam perang Badar, Abu Al Ash menjadi prajurit Quraisy menghadapi pasukan Muslim. Abu Al Ash tertangkap dan dibawa sebagai tawanan. Zainab yang masih tinggal di Mekah mengirimkan kalung ibunnya untuk menebus Abu Al Ash. Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam amat terharu melihat kalung almarhumah Khadijah.

"Jika kalian berpendapat tawanan ini sebaiknya dibebaskan tanpa uang tebusan, bebaskanlah dia," kata Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam kepada para sahabat.

Para sahabat terdiam. Uang tebusan biasanya berjumlah sangat besar. Jika Abu Al Ash dibebaskan tanpa uang tebusan, itu berarti mengurangi jatah uang untuk para sahabat Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam. Padahal, mereka telah mempertaruhkan nyawa dalam perang. Apalagi saat itu banyak sahabat yang masih hidup melarat karena kekayaan mereka diambil kaum Quraisy ketika mereka berhijrah ke Madinah. Namun, para sahabat mengerti bahwa uang bukanlah tujuan mereka berperang. Terlebih, mereka tidak ingin melihat Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam berduka memikirkan perasaan putrinya. Para sahabat pun segera membebaskan Abu Al Ash.

Allah kemudian melarang pernikahan antara wanita Muslim dengan seorang kafir. Mengetahui hal itu, Zainab pun meninggalkan Abu Al Ash dan pergi ke Madinah untuk bergabung dengan ayahnya. Tentu, Zainab dan Abu Al Ash amat menderita karena harus berpisah. Namun bagi Zainab, firman Allah berada di atas derita pribadi. Abu Al Ash pun melepas Zainab justru karena dia amat mencintai istrinya itu.

Demikian kisah sirah Nabawiyah hari ini, semoga kita semua dapat mengambil hikmah, pelajaran dan membawa manfaat.

Informasi tambahan:

Abu Al Ash Masuk Islam

Suatu ketika, kafilah dagang Abu Al Ash dicegat pasukan Muslim. Abu Al Ash memohon bantuan Zainab di Madinah. Saat itulah Abu Al Ash kemudian memeluk Islam. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Ali yang wafat ketika bayi dan seorang putri bernama Umamah.

Kisah Sirah Nabawiyah ini di ambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" Jilid 2 halaman 66-67

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma shalli 'ala Muhammad
wa 'ala aali Muhammad

Semangat Pagi

ZAID BIN HARITSAH

#OneDayOneSirah * 24 Maret 2015

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Semoga di hari yang baik ini, kita semua diberikan kebaikan, diangkat segala penyakit, diluaskan dan dilapangkan rezeki yang halal dan berkah, semoga bertambah iman, ilmu dan amal, dan semoga diberikan keberkahan di dunia akhirat... aamiiin Allaahumma aamiiin

BismillaahirRahmaanirRahiim

ZAID BIN HARITSAH

Suatu hari, keponakan Bunda Khadijah yang bernama Hakim bin Hizam membawa seorang budak laki-laki bernama Zaid bin Haritsah. Zaid tiba dibawa ke rumah Bunda Khadijah dalam keadaan mengenaskan. Lehernya dibelenggu sehingga dia terpaksa merangkak seperti seekor kuda. Bunda Khadijah membeli Zaid dan memperlakukannya denga baik.

Muhammad amat menyukai Zaid. Apalagi ketika Zaid bercerita bahwa dia dijadikan budak dengan cara diculik.

Lima belas tahun yang lalu, Zaid kecil sedang berjalan pulang bersama ibunya ketika datang para perampok gurun. Zaid disergap dan dibawa lari. Sejak itulah dia hidup sebagai seorang budak yang diperjualbelikan ke sana kemari. Nasiblah yang membawa Zaid akhirnya tiba di pasar Ukazh, Mekah, tempat yang akan membawanya bertemu dengan Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam, orang yang amat Zaid cintai.

Melihat Muhammad amat menyayangi Zaid, Bunda Khadijah memberikan Zaid kepada suaminya itu. Bunda Khadijah yang bijaksana mengerti bahwa suaminya menganggap Zaid seolah sebagai pengganti Qasim dan Abdullah yang telah tiada. Muhammad segera memerdekakan Zaid. Namun, secara tidak terduga, datanglah Haritsah, ayah Zaid.

Haritsah telah bertahun-tahun mencari Zaid sejak anaknya itu menghilang. Haritsah amat menyayangi dan merindukan Zaid sehingga dia membuat puisi kesedihan tentang anaknya itu. Zaid pun amat menyayangi ayahnya.

"Silakan membawa Zaid pulang," kata Muhammad kepada Haritsah. "Tetapi, seandainya Zaid memilih tetap bersama saya, saya tidak akan menolaknya."

Ternyata, Zaid lebih memilih tinggal bersama Muhammad. Muhammad amat bahagia sehingga mengangkat Zaid sebagai putra angkat beliau. Sejak itu, Zaid sering dipanggil Zaid bin Muhammad. Kelak, ketika Islam telah datang, Allah melarang anak angkat mewarisi harta ayah angkatnya yang telah wafat. Harta seorang ayah tetaplah menjadi hak anak kandung, bukan anak angkat. Mahaadil Allah Yang Agung.

Demikian kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga kita semua dalam mengambil ibroh, dan bermanfaat.

Informasi tambahan:

Syahid di Perang Mu'tah

Sebetulnya, Zaid tidaklah terlalu tampan. Kulitnya cokelat kehitaman, usianya sebelas tahun lebih muda dari Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallam. Namun, semangat jihadnya tidak tertandingi. Kelak, dia gugur sebagai syuhada saat menjadi panglima pasukan muslim di perang Mu'tah melawan pasukan Romawi.

Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2 halaman 64-65.

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma shalli 'ala Muhammad
wa 'ala aali Muhammad

Semangat Pagi✊👊
Baarokallaahu fiikum 😊

Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW

#OneDayOneSirah * 24 Maret 2015

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Semoga kita semua selalu mendapatkan keberkahan, perlindungan, kasih sayang, rahmat dan ridho Allaah dan bertambah iman, ilmu dan amal... aamiiin Allaahumma aamiiin

BismillaahirRahmaanirRahiim

RUMAH TANGGA MUHAMMAD

Saudaraku, Muhammad selalu membuat suasana rumahnya menjadi hidup dengan canda dan keramahan. Beliau suka berkelakar kepada siapa pun. Bukan hanya kepada istri dan putri-putrinya, beliau juga amat ramah kepada pembantunya.

Anas bin Malik adalah pembantu rumah tangga Muhammad setelah beliau diangkat menjadi Rasulullah dan hijrah ke Madinah. Dia pernah ikut keluarga Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassallam selama dua belas tahun. Dengarlah yang Anas katakan, "Saya melayani Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam sejak saya berusia delapan tahun. Selama dua belas tahun, beliau belum pernah memarahi saya satu kali pun walau saya melakukan kesalahan."

Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallam paling suka makan sambil duduk bersila di lantai," kata Anas bin Malik lagi. "Beliau paling suka makan bersama. Beliau pernah berkata, 'Sungguh malang orang yang makan sendirian."

Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam gemar makan daging, tetapi beliau lebih sering menyantap kurma dan minum susu. Jika ada yang menyuguhinya semangkuk susu, beliau akan berkata, 'Allah memberi rahmat pada susu. Mudah-mudahan masih ada lagi.'"

Saudaraku, sejak muda, Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam amat gemar memakai parfum. Bau wewangian itu akan membuat orang-orang di sekitarnya merasa senang. Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam tidak menyukai baju berwarna merah. Beliau lebih suka baju berwarna lurik atau putih. Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallam juga gemar memakai serban dengan salah satu ujungnya menggelantung di antara pundak. Beliau tidak pernah menggunakan baju yang seluruhnya terbuat dari sutra.

Saudaraku, kemudian datanglah satu orang yang amat Muhammad sayangi. Begitu sayangnya sampai beliau mengangkatnya sebagai anak. Siapakah orang yang beruntung itu ?

in Syaa Allaah akan kita cari tahu esok hari...

Demikian kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga membawa manfaat, dan mendapatkan ibrohnya.. aamiiin

Informasi tambahan:

Siwak

Rasulullaahu Shalallaahu 'Alaihi Wassallam amat bersih. Beliau sangat sering berwudhu. Pakaiannya juga tidak pernah kotor. Beliau selalu membawa siwak kemana-mana. Siwak adalah batang semak gurun sebesar pensil. Siwak digunakan untuk membersihkan gigi. "Kalau saya tidak ingin nanti memberatkan umat, saya akan mewajibkan kegiatan membersihkan gigi," sabda Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam kemudian.

Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassalaam Teladanku" jilid 2 halaman 63

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015

Allaahumma shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad


Support : Link Anda | Link Andah | Link Anda
Copyright © 2013. Muhammad Teladanku - All Rights Reserved
Galaxy Propertindo Design by Indo Web Online
Proudly powered by Blogger